Adab Membangun Rumah dalam Islam Sesuai Sunnah



Memiliki rumah tentu menjadi impian tiap orang, terutama mereka yang telah berumah tangga. Rumah dapat menjadi tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga serta tempat berbagi pengalaman, ilmu dan juga kasih sayang.

Adab membangun rumah diatur dalam agama Islam sesuai sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah
Pengertian rumah sendiri sangat beragam. Di antaranya adalah bangunan sebagai tempat tinggal serta berkumpul satu keluarga. Rumah juga dapat diartikan sebagai tempat bagi seluruh anggota keluarga untuk berdiam serta melakukan aktivitas yang menjadi rutinitas keseharian. Rumah juga dapat didefinisikan sebagai jantung kehidupan di mana terdapat sumber kedamaian, inspirasi serta energi untuk pemiliknya.

Rasulullah sendiri sebenarnya tidak memberi contoh bagaimana seharusnya mendesain rumah. Namun berdasarkan adab membangun rumah berdasarkan sunnah, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Bangunlah rumah yang dekat dengan masjid dan jauh dari lingkungan maksiat
Adab membangun rumah yang pertama adalah membangun rumah yang letaknya berdekatan dengan masjid sebagai tempat ibadah. Hal ini akan memudahkan seorang Muslim dalam menunaikan shalat berjamaah serta ibadah lainnya di masjid.

Walaupun rumah yang berjauhan dari Masjid juga memiliki keuntungan dari tiap langkah yang dihitung sebagai pahala, namun mengingat lemahnya iman umat sekarang ini dan banyaknya kemaksiatan yang terjadi pada zaman sekarang, maka lebih diutamakan untuk membangun rumah di dekat masjid.

Sementara rumah yang jauh dari lingkungan maksiat di antaranya adalah berjauhan dari tetangga yang buruk dan memiliki pengaruh luar biasa pada keluarga.

2. Memperhatikan hal-hal terkait kesehatan sebuah rumah
Hal-hal yang mendukung kesehatan sebuah rumah penting untuk dipertimbangkan. Di antaranya adalah menghindari membangun rumah di tempat yang kotor, seperti dekat dengan genangan air, tempat pembuangan sampah dan lain sebagainya.

Kebersihan adalah sebagian dari iman, sehingga penting bagi seorang Muslim dalam memperhatikan kesucian dari tempat tinggalnya. Lingkungan dapat pula mempengaruhi tabiat manusia sebagaimana makanan. Adab membangun rumah lainnya yang dapat mendukung kesehatan rumah di antaranya adalah memperhatikan bangunan fisik, termasuk membuat jendela dan ventilasi untuk menjaga sirkulasi serta kesegaran udara dalam rumah.



3. Jauhkan dari hal-hal berbau syirik
Sebagian besar dari kita mungkin masih percaya akan hari baik berdasarkan Primbon untuk menentukan kapan waktu terbaik membangun rumah dan pindah rumah. Misalnya, pindahan di hari Jumat Kliwon termasuk Demang Kandhuwuran sehingga tidak baik. Padahal, dalam Islam sendiri hari Jumat adalah hari baik.

Janganlah melibatkan hal-hal berbau syirik saat membangun rumah, karena hal ini tidak termasuk dalam adab membangun rumah. Ada lagi kepercayaan bahwa dalam membangun rumah maka kita harus memperhatikan Feng Shui atau ramalan Cina Kuno, termasuk arah rumah hingga penempatan aneka perabotan.

Hal ini juga harus dihindari. Dalam Islam, selama rumah tersebut dapat menutup aurat penghuninya, biaya pembangunan diperoleh dari harta halal dan kloset tidak membelakangi ataupun menghadap kiblat, maka rumah tersebut sudah dapat dikategorikan baik.

Mitos lain yang kerap dipercaya terkait pembangunan rumah adalah rumah nomor tiga belas atau posisi tusuk sate dapat membawa kesialan. Mitos ini juga sebaiknya tidak dipercaya, karena tidak ada yang dapat mencelakakan siapa pun kecuali atas seizin Allah subhahanu wa ta’ala.

Seringkali kepercayaan seperti ini dianggap sebagai nasihat dari orangtua karena sudah turun temurun dalam keluarga. Apabila ada orang tua yang memiliki pemahaman seperti ini, maka bisa kita jelaskan secara baik-baik mengenai adab membangun rumah yang sesuai sunnah.

4. Rumah menjadi kehormatan serta rahasia penghuninya
Hendaknya tidak membuat rumah yang memiliki banyak kaca tembus pandang. Tujuannya adalah agar tidak memungkinkan orang luar untuk melihat ke dalam rumah. Dengan begini, rahasia serta aurat keluarga akan terjamin. Selain itu, buatlah rumah yang memiliki banyak kamar, sehingga kamar anak laki-laki dan perempuan dapat terpisah.

Adab membangun rumah ini juga bermanfaat apabila ada tamu menginap. Banyaknya kamar akan membantu kita dalam memuliakan tamu yang datang berkunjung. Kemudian, arah toilet atau WC sebaiknya tidak membelakangi ataupun menghadap kiblat.

Meskipun khilaf, apabila tertutup dengan bangunan maka akan diperbolehkan. Akan tetapi untuk kehati-hatian maka sebaiknya toilet atau WC ini menghadap ke arah lain. Rumah yang menjadi kehormatan penghuni juga sebaiknya tidak ditinggikan bangunannya. Hal ini termasuk dalam tanda-tanda hari kiamat.

5. Undanglah Malaikat Rahmat
Adab membangun rumah berikutnya terkait dengan memastikan Malaikat Rahmat berkenan untuk masuk ke dalam rumah.

Bagaimana caranya? Ternyata cukup mudah, yaitu dengan tidak memelihara anjing serta tidak meletakkan lukisan atau patung yang menyerupai dengan makhluk bernyawa. Berdasarkan hadis Rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam, Malaikat Rahmat tidak akan masuk ke dalam rumah yang terdapat anjing serta gambar.

6. Ingat rumah di akhirat saat memilih rumah di dunia
Saat mempertimbangkan rumah di dunia, maka kita harus lebih serius lagi dalam merencanakan rumah di akhirat. Ini karena rumah di akhirat akan menjadi tempat tinggal yang abadi untuk kita. Tentunya sebagai umat Muslim, kita mengharapkan rumah yang dekat dengan Rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam.Karena itulah, persiapan untuk rumah akhirat harus dilakukan sejak hari ini juga.

Mulailah untuk berpikir dan berhitung, apa saja yang harus dipersiapkan untuk membangun rumah di surga nanti? Mata uang apa yang dibutuhkan untuk membeli bahan-bahannya? Apa yang harus dilakukan agar mendapat mata uang tersebut? Dan yang terpenting, bagaimana agar kita bisa mendapat kavling di surga nanti?

Renungan ini perlu untuk kita tanyakan secara terus menerus. Di samping adab membangun rumah di dunia, rumah di akhirat ini juga harus dipersiapkan secara matang agar kelak kita bisa mengatakan bahwa surga ini adalah rumah kita. Untuk mengambil contoh teladan, maka kita bisa melihat sikap Rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam.

Di antara teladan beliau adalah rumah yang tidak memiliki gambar-gambar makhluk bernyawa di dindingnya agar Malaikat Rahmat mau masuk ke dalamnya. Hal ini tentu berkebalikan dengan orang-orang sekarang yang justru banyak memiliki tempelan gambar makhluk bernyawa di dinding-dinding rumah.

Cangkir minum yang digunakan oleh Rasulullah sendiri terbuat dari kayu kasar dan terpatri menggunakan besi. Sementara untuk air minum Rasulullah adalah kurma yang diletakkan dalam air agar rasanya manis. Rasulullah biasa bernapas tiga kali ketika minum, yaitu di luar bejana sebelum minum.

Beliau melarang bernapas di dalam bejana atau meniupnya. Rasulullah juga tidak pernah membuat keluarganya di rumah terkejut dengan datang tiba-tiba dan mencari kesalahan mereka. Beliau akan memberi tahu terlebih dahulu perihal kedatangannya dan mengucapkan salam.

Rasulullah juga memiliki rumah yang digunakan sebagai tempat beristirahat serta berkumpul bersama keluarga. Adab membangun rumah yang sesuai dengan sunnah Rasulullah ini dapat kita terapkan agar mendapat ridho Allah di dunia.

Sumber : http://www.hasanahland.com/adab-membangun-rumah-dalam-islam-sesuai-sunnah/

Tags :


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »