Kisah Hijrah Sang Founder HASANAH LAND GROUP

Kisah ini adalah kisah founder "Hasanah Land Group" yang diceritakan oleh  Mila Kumala pada website ummar.id

Perjalanan bisnis saya bermula ketika saya mulai tidak nyaman bekerja sebagai pegawai di pemerintahan Kota Batam. Mengikuti arahan orang tua yang ingin anaknya bekerja, ternyata tidak sesuai dengan passion saya yang ingin menjadi pebisnis besar. Akhirnya saya memberanikan diri untuk membuka bisnis pertama saya yaitu Showroom mobil second dengan modal milyaran hasil meminjam dari Bank. Seiring saya menjalankan bisnis showroom mobil, saya mulai belajar pula trading forex dan sampai menjadi master trading di Batam. Alhamdulillah posisi saya yang masih sebagai pegawai, ternyata bisa dijalankan berbarengan dengan bisnis showroom dan belajar trading forex.

Selang beberapa bulan berjalan, bisnis showroom di Batam terbelit kasus dokumen mobil bodong. Dan hal ini juga menimpa showroom saya dengan hampir 80% mobil di showroom ternyata mempunyai dokumen bodong dan akhirnya mobil-mobil tersebut harus disita kepolisian.

Dan saya yang menggunakan modal awal dari Bank akhirnya mengalami kesulitan besar dalam memenuhi kewajiban saya kepada Bank. Bisnis showroom saya hancur dengan meninggalkan hutang besar yang membuat saya kebingungan bagaimana melunasinya. Dikarenakan tekanan untuk membayar hutang itulah saya mulai fokus menjalankan trading forex, dengan bekal pendidikan sampai meraih predikat master trading saya berhasil mengumpulkan uang dan asset sebesar 22 M hanya dalam waktu satu tahun.

Alhamdulillah saya berhasil melunasi semua hutang-hutang saya. Karena memang saya tipikal orang yang akan tertantang menyelesaikan masalah dengan cepat. Dan trading adalah cara tercepat yang bisa saya lakukan saat itu.

Seiring dengan berkembangnya trading, saya juga membuka bisnis kampus dengan teman saya dan semua berjalan lancar alhamdulillah. Hingga di satu titik saya merasa ada yang salah. Gaya hidup yang mulai berubah seiring dengan mapannya ekonomi saya, justru membuat jiwa saya kosong. Saya merasa kenapa ketika saya banyak uang justru saya kehilangan gairah hidup. Kondisi yang serba “Wah” dan mampu beli ini itu, justru mulai menganggu ketenangan jiwa saya. Saya merasa kehilangan arah dan bingung harus bagaimana menjalankan hidup. Uang yang selama ini saya kejar ternyata tidak bisa menjamin kebahagiaan saya. Dalam kebingungan itulah saya resign dari kantor pemerintahan di Batam. Saya takut kondisi saya sedang bingung juga sibuk di trading dan bisnis kampus akan mempengaruhi kinerja saya di kantor.

Setelah merenung lama, akhirnya saya pindah ke Jakarta dengan tujuan ingin mengembangkan trading forex saya. Ditengah kebingungan yang semakin menjadi akhirnya saya memutuskan untuk menemui guru-guru saya ketika saya nyantri dulu di pesantren. Saya ingin kekosongan hidup saya segera terobati. Dan ternyata guru saya saat itu sedang berada di Mekkah untuk memperdalam ilmu nya. Saya akhirnya menyusul guru saya dan belajar Islam di Mekkah. Saya memilih untuk berhenti sementara dari aktivitas trading sampai saya menemukan kembali tujuan hidup saya.

Selang setahun saya belajar Islam, saya pulang ke jakarta dengan perasaan lebih tenang dan tujuan hidup yang lebih terarah. Segera setelah itu saya ditawari bisnis apartemen di jakarta oleh beberapa orang partner. karena sangat ingin mempunyai bisnis properti di Jakarta, akhirnya saya tergoda dan bersedia berbisnis dengan modal yang saya keluarkan sebesar 22 M, hasil trading dan investasi beberapa teman saya. Namun nyatanya, impian saya menjadi pebisnis properti di Jakarta harus lenyap ketika ternyata partner saya menghilang entah kemana dengan uang 22 M yang sudah saya setorkan. Saat itulah saya tersadar, saya sudah ditipu luar biasa.

Setelah penipuan itu, uang yang ada di tabungan saya tinggal 1 M. Sisa 1 M yang ada di tabungan saya tersebut saya gunakan untuk mencari partner yang telah menipu saya itu. Saya menyewa bantuan intel untuk melacak keberadaan nya. Satu tahun perjuangan saya, akhirnya menemukan partner saya sudah jadi warga Malaysia. Saya kira saya akan mendapatkan uang saya kembali. Uang 22 M bukan jumlah sedikit yang bisa segera habis. Namun ternyata setelah saya datangi orang tersebut, saya justru melihat kondisi yang di luar dugaan. Kehidupan orang tersebut justru serba sulit, uang sebesar 22 M habis tak berbekas. Saya sampai cek kemana uang nya pergi, ternyata aliran dananya ke berbagai pihak yang mungkin dapat menjamin dia aman berada di Malaysia. Akhirnya saya pulang dengan kegagalan, dan uang yang tinggal sedikit di tabungan saya.

Ditengah keputus asaan itulah saya mulai berpikir, sepertinya ada yang salah besar dengan hidup saya. Ko bisa bisanya setelah saya berguru ke Mekah, uang saya diambil semua. Ludes tidak berbekas! Apa maksudnya Allah mengambil 22 M itu dari saya? Apa salah saya hingga semuanya habis? Pertanyaan demi pertanyaan mulai bermunculan dalam pikiran saya.

Tahun 2011-2012 dengan hutang milyaran saya berusaha membalikkan keadaan. Dengan kembali menekuni Trading Forex saya mengikis hutang-hutang saya. Di tahun 2014, saya merasa lelah dengan trading yang saya lakukan, dengan hutang yang masih menumpuk akhirnya saya mencoba berhenti dan membuat kursus trading dengan bayaran ratusan juta rupiah. Saya lakukan itu terus sampai pada akhirnya Bulan Maret 2015, saya bertemu seorang teman, ketika sedang mencari partner untuk mengembangkan bisnis kampus saya.

Teman baru saya ini berbeda dari teman-teman yang lain. Saya merasa “klop” dengan beliau yang juga menjalankan bisnis kampus. Saya sering berdiskusi dengan beliau, tentang bisnis dan kehidupan. Sampai beliau mengenalkan saya dengan hukum “Riba” yang selama ini sebenarnya sangat dekat dengan bisnis saya. Saya baru sadar memulai bisnis tanpa terlebih dahulu belajar aturan Islam. Selama ini hanya fokus mencari ketenangan tanpa belajar syariat yang mengatur kehidupan saya. Setelah itu saya mulai belajar fiqh muamalah, dan dalil-dalilnya. Saya mulai memahami mana yang halal dan haram, riba, riswah sampai dengan bagaimana berpartner yang baik dalam Islam. sampai akhirnya saya sadar, selama ini yang saya lakukan adalah salah besar. Mungkin karena itulah Allah tidak meninggalkan bekasnya sama sekali. Uang 22 M yang hampir semuanya hasil Trading forex, Allah ambil secara paksa karena cara yang saya lakukan haram. Saya juga mulai paham bagaimana Islam mengatur hutang, yang ternyata walaupun diperbolehkan tapi menyebabkan kondisi amalan tertahan ketika kita meninggal. Hutang berapapun dan bagaimanapun terjadinya hutang tersebut tetap harus kita lunasi. Akhirnya saya berusaha melunasi hutang yang tersisa dengan menjual aset-aset saya yang tersisa dari beberapa mobil sampai motor geda kesayangan saya ikhlaskan demi mengurangi nominal hutang saya karena saya sudah tidak mau lagi menggunakan trading sebagai jalan pintas saya.

Saat ini dengan bisnis kampus saya, saya bisa mengikis hutang saya sampai tersisa 1,7 M. Alhamdulillah semua berproses dan saya yakin Allah akan mudahkan jalannya.

Saat ini pun saya membangun bisnis consulting dengan nama PT. Hijrah Solusi Muamalah, dengan aktivitas training leadership dan motivasi. Saya berharap bisa membantu teman-teman yang mengalami kondisi terpuruk yang mungkin serupa dengan saya agar mulai membangun kembali hidupnya tidak hanya dengan niat yang benar tapi juga proses atau cara yang Allah ridhoi. Doa kan usaha saya lancar, berkah dan terus bermanfaat bagi banyak orang.

Hikmah ber-Hijrah

Saya merenungi perjalanan hijrah saya bermula ketika saya diberikan rezeki berlimpah, uang yang banyak. Justru ketika saya mempunyai uang lah saya mulai merasa tidak tenang karena melupakan tujuan hidup sebenarnya. Saya lalai dan menjalankan hidup saya tanpa aturan, semuanya dijalankan sekehendak maunya saya. Oleh karena itu saya bersyukur sekali, apapun yang terjadi di masa lalu saya itu adalah proses pembelajaran mahal untuk saya.

Dan Masyaallah setelah saya total ber-hijrah dan belajar memperbaiki kesalahan saya, Allah mengganti semuanya. Semua impian-impain saya satu persatu dikabulkan Allah. Dulu saya ingin sekali punya bisnis properti hingga saya tertipu 22 M karena itu. Dan sekarang saat hijrah, saya bersyirkah dengan merintis bisnis properti syariah dengan teman-teman yang mengajarkan saya fiqh muamalah. Saat ini bisnis properti syariah kami sudah mulai berkembang dengan omset saat ini 10 M. Alhamdulillah bagi saya dengan hijrahnya saya dan konsep ber-syirkah yang betul Allah memudahkan semuanya.

Satu hal lagi yang paling saya syukuri adalah kondisi orang tua saya yang saat ini lebih tenang dibandingkan dulu ketika anaknya ini punya uang yang berakhir dengan hutang besar. Karena hutang-hutang saya, orang tua saya diteror dan harus pindah rumah untuk menghindari teror tersebut. Astagfirulloh.. semua karena kesalahan saya, anaknya. Ketika itulah saya sadar bahwa apapun yang saya lakukan, efeknya akan besar dan mempengaruhi kehidupan yang lain. Setelah hijrah saya berazzam akan melakukan apapun dengan ilmu dan sesuai syariat Islam. saya takut jika saya berbuat sesuatu yang diharamkan Allah, maka orang tua saya yang akan menanggung dampak nya tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak

Insyaallah, saya yakin ini sudah jalan yang benar yang harus saya perjuangkan agar Allah ridho terhadap hidup saya. Walaupun hidup saya tidak “wow” seperti dulu tapi saya tenang dan bahagia dengan keadan saya saat ini. Saya percaya bahwa manusia butuh aturan untuk mengatur hidupnya, dan karena saya memilih Islam sebagai agama saya maka sudah sewajarnya syariat islam yang saya jalankan. Walaupun tantangan akan sangat besar, saya akan berusaha melakukan semua nya dengan niat dan cara benar yang sudah Allah atur.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »